Diorama Sendu Gadis Pengantar Cinta
oleh: Devis Saputra
Penulis : Arum
Faizatul Umami
Penerbit : Tiga Serangkai
Cetakan : Pertama,November
2017
Tebal : viii,408
halaman
ISBN : 978-602-0894-87-4
Kisah yang
menceritakan sebuah peperangan biasanya akan selalu memunculkan tokoh-tokoh
yang heroik.Selain atmosfer di dalam medan perang yang mencekam,perjuangan
tokoh utama juga turut mengambil bagian yang paling penting dalam cerita.Namun
bagaimana jadinya jika kita melihat medan peperangan itu dari mata seorang gadis
kecil yang masih polos.Bertahan hidup mencari tempat yang aman dari lecitan suara-suara
bom yang mengubah bangunan-bangunan menjadi reruntuhan.Mungkinkah gadis itu selamat
?
Melalui novelnya yang berjudul Azimah:Derita Gadis
Aleppo,Arum Faiza ingin menyampaikan betapa tidak menguntungkannya sebuah
peperangan itu terjadi.Tak memandang baik atau buruk seseorang selama di dunia,pria
atau wanita,tua atau muda,anak-anak atau dewasa,muslim ataupun nonmuslim semua menjadi
korban.Tak hanya itu Arum Faiza juga menjadikan novel ini sebagai pengingat
bagi pembaca agar selalu bersyukur dapat hidup di tempat dimana tidak adanya
konflik maupun perang.
Arum Faiza menciptakan kesedihan dalam novelnya.Betapa
banyak rintangan yang menghalangi tokoh utama untuk menemukan kebahagiaan yang
sejati di dalam kabut peperangan.Selain itu,novel ini juga tidak kehilangan
sisi keislamannya yang kental.Hal ini tergambarkan jelas pada keluarga gadis Aleppo.
Azimah:Derita Gadis Aleppo adalah novel yang mengambil isu-isu
yang nyata.Seperti di awal novel menceritakan tentang perang saudara yang
terjadi di Aleppo pada tahun 2012.Perang yang berlangsung selama 5 tahun itu
telah merenggut banyak korban jiwa,salah satunya anak-anak yang tak berdosa.Perang
itu juga mengakibatkan hancurnya keindahan kota-kota di Suriah.Selanjutnya
diceritakan pula dengan latar yang berbeda yaitu peristiwa teror di kota Paris
pada 13 November 2015 yang mengakibatkan 153 orang tewas dalam semalam.
Gadis Aleppo yang menjadi tokoh utama dalam novel tersebut
bernama Azimah.Ia adalah seorang anak perempuan yang lahir dari keluarga konglomerat
yang tinggal di desa bernama Aleppo.Azimah memiliki keluarga yang menjadi
idaman bagi para keluarga-keluarga lain.Iri mungkin akan terlihat saat keluarga
ini tengah shalat berjamaah dalam ruangan megah beralaskan batu marmer.Mereka
bersujud bersama dalam kemewahan namun terlihat sederhana.Dengan Abi Syarif sebagai imam shalat sekaligus menjadi
kepala keluarga dan seorang Abi yang terbaik bagi Azimah.Di belakangnya diikuti
oleh makmum yakni kakak tertua Kak Arram dan Kak Barend yang selalu mendampingi
Azimah saat ia membutuhkan bantuan.Kemudian bidadari yang shalat paling
belakang adalah Umi Fatemah.Wanita yang selalu menjadi sosok panutan bagi Azimah.Suaranya
yang lembut walaupun sedang marah membuat siapa saja yang mendengar akan terpincut.Meski
begitu Abi Syarif menjadi orang yang paling beruntung karena dapat memilikinya.Tidak
melupakan juga Dedek Halabi,adik Azimah yang melengkapi kebahagaiaan keluarga
ini saat sedang berkumpul.Di sinilah kisah ini dimulai.
Arum Faiza menggambarkan kemesraan keluarga Azimah
dengan sempurna.Tingkah Azimah yang polos membuat pembaca semakin gemas.Banyak
sekali pertanyaan yang selalu dilontarkan Azimah saat rasa keingintahuannya tak
bisa terbendung.Untungnya selalu ada Umi Fatemah.Ia adalah sosok Ibu yang
cerdas.Menjawab pertanyaan Azimah dengan balutan ajaran islam melalui kata-kata
yang paling dimengerti oleh anak usia 6 tahun.Bahkan Abi Syarif pun pernah kewalahan
dan menyerahkannya pada Umi Fatemah.Anak-anak di keluarga Abi syarif selalu diajarkan untuk taat kepada Allah
swt,mengikuti sunnah-sunnah nabi,serta melakukan perbuatan baik kepada sesama
manusia.Tak hanya itu,mereka juga belajar untuk menghafal al-quran serta
memahami kandungan dari satu per satu surah yang ada di dalamnya supaya dapat
di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kebahagiaan dalam keluarga tersebut akhirnya mulai
goyah.Peperangan mulai merebak di seluruh kota Suriah.Duka nestapa yang nahas
terus saja menghempas.Mulai banyak korban berjatuhan.Jalan arteri kini menjadi
lautan penuh darah.Meninggalkan rasa pilu kepada rumah Azimah yang telah rata
dengan tanah.
Pilu pun berpindah ke pengungsian Zaatari.Banyak Azimah
Azimah lain di sana.Awalnya semua berjalan cukup baik.Gadis itu masih bisa membuat
bulan sabit di wajahnya.Ia senang masih bisa bermain bersama anak-anak yang
senasib dengannya.Walaupun terkadang juga terlintas pertanyaan bagaimana keadaan
orang – orang Aleppo lainnya.Arum Faiza juga memunculkan tokoh-tokoh yang menarik.Relawan
Paman Hanafi,Mi mouna,dan Nenek Fathia memberikan memori yang membekas di
kepala pembaca.Azimah juga tidak akan pernah lupa dengan Paman Hanafi yang
telah memberinya Alquran.Ia jadi bisa melanjutkan hafalannya selama di pengungsian.
Cobaan dihadapi bertubi-tubi.Setelah Kak Barend
tertular borok Aleppo,ia kemudian menghembuskan nafas terakhir.Kesedihan
kembali datang.Namun Umi Fatemah adalah Ibu yang kuat.Ia juga tak ingin larut
terlalu dalam.Karena ia yakin anak-anaknya adalah anak yang baik.Mereka pasti juga
mendapat tempat terbaik disisinya.
Arum Faiza masih bermain dengan kata-kata yang
menyedihkan.Bahkan hingga Azimah berhasil selamat ke Paris.Walaupun ketegangan cerita sudah mereda.Arum Faiza kini memainkan memori-memori Azimah yang
berceceran.Azimah selalu tidak bisa lepas dari kenangannya di Aleppo.Kini ia
sendirian di Paris.Berkat usulan tentara Idris,seorang penjual kebab bernama
Pak Musa akhirnya mau mengasuh Azimah, walau sempat sedikit bentrok dengan sang
istri.
Rindu-rindunya masih belum lepas,Azimah selalu berharap
dapat menyusul keluarga kecil di Aleppo.Setelah bersujud,tiba-tiba terdengar
jeritan kematian kembali.Suara-suara tembakan membuatnya gemetar,bibir mungilnya
hanya bisa berdoa sambil sesekali menelan ludah.Pegangannya erat memegang
mushaf.Jantungnya berdegup cepat,memacu aliran darah mengalir deras ke arteri.Pengeboman
dan penembakan massal terjadi di enam tempat sekaligus.Setelah adanya kejadian
tersebut Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) mengaku bertanggung jawab.Saat itu
juga Azimah tidak dapat bersekolah dengan tenang.Satu persatu teman sekelasnya
mulai menjauh, termasuk Gwen.Ia juga mendapat julukan baru di sekolahnya.
”AZIMAH TERORIS.JANGAN
BERTEMAN DENGANNYA ATAU KAMU AKAN MATI SEPERTI IBU MIKAEL.” ( hlm.289 )
Azimah mendapat gangguan berangsur-angsur.Pembaca dibuat
kesal dengan sikap Louis dan Mikael.Mereka berdua adalah orang yang paling
membenci Azimah.Mereka selalu mengotori tempat sujud Azimah,bahkan kerudung Azimah yang hampir tak bertuan.Azimah tetap sabar dan tidak melawan.Ia hanya membalas Louis
dengan kebaikan.Azimah memang suci.
Pada suatu waktu Azimah akhirnya dapat mengikuti lomba
hafalan Alquran yang terbesar di Paris.Madame Karine lah orang yang memberitahu
tentang lomba tersebut.Padahal ia sendiri nonmuslim.Tetapi keadaan telah berubah saat
dirinya bertemu Azimah.Ia menjadi tertarik untuk mengetahui tentang agama
islam.Banyak pertanyaan di kepalanya yang belum ditemukan jawabannya dimanapun.Betapa
hebatnya tokoh yang dibuat Arum Faiza ini.Azimah seorang anak sekolah dasar
mampu membuat pusing gurunya.
Singkat cerita, perlombaan dimulai.Keluarga baru dan
orang – orang yang dicintai Azimah datang mendukung.Sorakan penuh semangat seketika
terdiam saat Azimah mulai membaca taawudz.Azimah melantunkan ayat-ayat suci tanpa
ada kesalahan.Suaranya terlalu merdu,suara itulah yang selalu dirindukan oleh Madame
Karine.Semua pertanyaan yang selalu mengganggu pikirannya kini akhirnya
terjawab tuntas.Air mata Pak Musa juga ikut tumpah membasahi brewoknya yang putih.Ia
menyadari kesalahannya yang terlalu mencintai harta.Ia selalu mengabaikan
Azimah bahkan sampai tak mau memberinya waktu sedikitpun untuk menjadi saksi
hafalannya yang tinggal satu juz.
Ini kesempatan bagus untuk dirinya membacakan puisi
yang telah dipersiapkan dengan dua bahasa itu.Arab dan Perancis.Puisinya menyadarkan
orang-orang tentang betapa menderitanya saudara-saudara di Aleppo.Mereka lupa
bahwa ada medan perang lain di tanah Aleppo.Lebih banyak nyawa yang direnggut bahkan
ada yang sudah menunggu dijemput malaikat maut.Sebagian mata menjadi buram
karena berusaha tegar menahan air mata.Sebagian lain tak kuat hingga tak sadar
sudah basah di pipi mereka.Semua orang bangga pada Azimah.Ia pun tersenyum sangat
lebar.Senyuman Azimah yang menghangatkan yang mungkin tak akan pernah mereka
lihat lagi untuk kedua kalinya.
Secara keseluruhan, novel Azimah:Derita Gadis Aleppo bercerita
mengenai seorang gadis dengan cintanya kepada Sang Pencipta,keluarga,sahabat,hingga bangsa dan negara.Novel ini telah
berhasil membawa pembaca seolah menyaksikan sendiri dari setiap kejadian yang
terjadi.Arum Faiza mampu menggambarkan detail-detail peristiwa dengan jelas.Ditambah
lagi, bahasanya yang ringan dan tidak bertele-tele menghadirkan cerita yang mudah dimengerti.Alurnya pun tidak membosankan.Pembaca dibawa ke permainan
emosi,dari senang ke sedih,sedih ke senang,kadang juga dipermainkan oleh emosi
yang tidak terdefinisi.Namun jika kalian sadar, di awal bab, Arum Faiza malah
membocorkan cerita yang membuat pembaca dapat menerka-nerka jalan ceritanya
sampai ke tengah-tengah bab.Tapi,untungnya Arum Faiza pintar membuat plot yang sangat
tidak terduga di akhir cerita.
Novel ini sangat layak untuk dibaca oleh siapa saja.Banyak
pelajaran yang dapat diambil setelah membaca novel ini.Pelajaran agama islam yang
kental tentu menambah keimanan kita kepada Sang Kuasa.Novel ini juga hadir sekaligus
memberikan tamparan kepada kita untuk selalu menyelesaikan masalah dengan
mengibarkan bendera perdamaian.Karena pada dasarnya kita sebagai manusia
diciptakan untuk saling mencintai bukan saling memusuhi.
0 comments:
Posting Komentar