Senin, 04 Juli 2022

 


Diorama Sendu Gadis Pengantar Cinta

oleh: Devis Saputra


 

Judul       : Azimah:Derita Gadis Aleppo

Penulis    : Arum Faizatul Umami

Penerbit  : Tiga Serangkai

Cetakan  : Pertama,November 2017

Tebal       : viii,408 halaman

ISBN       : 978-602-0894-87-4

 



               Kisah yang menceritakan sebuah peperangan biasanya akan selalu memunculkan tokoh-tokoh yang heroik.Selain atmosfer di dalam medan perang yang mencekam,perjuangan tokoh utama juga turut mengambil bagian yang paling penting dalam cerita.Namun bagaimana jadinya jika kita melihat medan peperangan itu dari mata seorang gadis kecil yang masih polos.Bertahan hidup mencari tempat yang aman dari lecitan suara-suara bom yang mengubah bangunan-bangunan menjadi reruntuhan.Mungkinkah gadis itu selamat ?

 


              Melalui novelnya yang berjudul Azimah:Derita Gadis Aleppo,Arum Faiza ingin menyampaikan betapa tidak menguntungkannya sebuah peperangan itu terjadi.Tak memandang baik atau buruk seseorang selama di dunia,pria atau wanita,tua atau muda,anak-anak atau dewasa,muslim ataupun nonmuslim semua menjadi korban.Tak hanya itu Arum Faiza juga menjadikan novel ini sebagai pengingat bagi pembaca agar selalu bersyukur dapat hidup di tempat dimana tidak adanya konflik maupun perang.

 


              Arum Faiza menciptakan kesedihan dalam novelnya.Betapa banyak rintangan yang menghalangi tokoh utama untuk menemukan kebahagiaan yang sejati di dalam kabut peperangan.Selain itu,novel ini juga tidak kehilangan sisi keislamannya yang kental.Hal ini tergambarkan jelas pada keluarga gadis Aleppo.

 


              Azimah:Derita Gadis Aleppo adalah novel yang mengambil isu-isu yang nyata.Seperti di awal novel menceritakan tentang perang saudara yang terjadi di Aleppo pada tahun 2012.Perang yang berlangsung selama 5 tahun itu telah merenggut banyak korban jiwa,salah satunya anak-anak yang tak berdosa.Perang itu juga mengakibatkan hancurnya keindahan kota-kota di Suriah.Selanjutnya diceritakan pula dengan latar yang berbeda yaitu  peristiwa teror di kota Paris pada 13 November 2015 yang mengakibatkan 153 orang tewas dalam semalam.

 


              Gadis Aleppo yang menjadi tokoh utama dalam novel tersebut bernama Azimah.Ia adalah seorang anak perempuan yang lahir dari keluarga konglomerat yang tinggal di desa bernama Aleppo.Azimah memiliki keluarga yang menjadi idaman bagi para keluarga-keluarga lain.Iri mungkin akan terlihat saat keluarga ini tengah shalat berjamaah dalam ruangan megah beralaskan batu marmer.Mereka bersujud bersama dalam kemewahan namun terlihat sederhana.Dengan Abi Syarif sebagai imam shalat sekaligus menjadi kepala keluarga dan seorang Abi yang terbaik bagi Azimah.Di belakangnya diikuti oleh makmum yakni kakak tertua Kak Arram dan Kak Barend yang selalu mendampingi Azimah saat ia membutuhkan bantuan.Kemudian bidadari yang shalat paling belakang adalah Umi Fatemah.Wanita yang selalu menjadi sosok panutan bagi Azimah.Suaranya yang lembut walaupun sedang marah membuat siapa saja yang mendengar akan terpincut.Meski begitu Abi Syarif menjadi orang yang paling beruntung karena dapat memilikinya.Tidak melupakan juga Dedek Halabi,adik Azimah yang melengkapi kebahagaiaan keluarga ini saat sedang berkumpul.Di sinilah kisah ini dimulai.

             


              Arum Faiza menggambarkan kemesraan keluarga Azimah dengan sempurna.Tingkah Azimah yang polos membuat pembaca semakin gemas.Banyak sekali pertanyaan yang selalu dilontarkan Azimah saat rasa keingintahuannya tak bisa terbendung.Untungnya selalu ada Umi Fatemah.Ia adalah sosok Ibu yang cerdas.Menjawab pertanyaan Azimah dengan balutan ajaran islam melalui kata-kata yang paling dimengerti oleh anak usia 6 tahun.Bahkan Abi Syarif pun pernah kewalahan dan menyerahkannya pada Umi Fatemah.Anak-anak di keluarga Abi syarif  selalu diajarkan untuk taat kepada Allah swt,mengikuti sunnah-sunnah nabi,serta melakukan perbuatan baik kepada sesama manusia.Tak hanya itu,mereka juga belajar untuk menghafal al-quran serta memahami kandungan dari satu per satu surah yang ada di dalamnya supaya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 


              Kebahagiaan dalam keluarga tersebut akhirnya mulai goyah.Peperangan mulai merebak di seluruh kota Suriah.Duka nestapa yang nahas terus saja menghempas.Mulai banyak korban berjatuhan.Jalan arteri kini menjadi lautan penuh darah.Meninggalkan rasa pilu kepada rumah Azimah yang telah rata dengan tanah.

 

              Pilu pun berpindah ke pengungsian Zaatari.Banyak Azimah Azimah lain di sana.Awalnya semua berjalan cukup baik.Gadis itu masih bisa membuat bulan sabit di wajahnya.Ia senang masih bisa bermain bersama anak-anak yang senasib dengannya.Walaupun terkadang juga terlintas pertanyaan bagaimana keadaan orang – orang Aleppo lainnya.Arum Faiza juga  memunculkan tokoh-tokoh yang menarik.Relawan Paman Hanafi,Mi mouna,dan Nenek Fathia memberikan memori yang membekas di kepala pembaca.Azimah juga tidak akan pernah lupa dengan Paman Hanafi yang telah memberinya Alquran.Ia jadi bisa melanjutkan hafalannya selama di pengungsian.

 


              Cobaan dihadapi bertubi-tubi.Setelah Kak Barend tertular borok Aleppo,ia kemudian menghembuskan nafas terakhir.Kesedihan kembali datang.Namun Umi Fatemah adalah Ibu yang kuat.Ia juga tak ingin larut terlalu dalam.Karena ia yakin anak-anaknya adalah anak yang baik.Mereka pasti juga mendapat tempat terbaik disisinya.

 


              Arum Faiza masih bermain dengan kata-kata yang menyedihkan.Bahkan hingga Azimah berhasil selamat ke Paris.Walaupun ketegangan cerita sudah mereda.Arum Faiza kini memainkan memori-memori Azimah yang berceceran.Azimah selalu tidak bisa lepas dari kenangannya di Aleppo.Kini ia sendirian di Paris.Berkat usulan tentara Idris,seorang penjual kebab bernama Pak Musa akhirnya mau mengasuh Azimah, walau sempat sedikit bentrok dengan sang istri.

 


              Rindu-rindunya masih belum lepas,Azimah selalu berharap dapat menyusul keluarga kecil di Aleppo.Setelah bersujud,tiba-tiba terdengar jeritan kematian kembali.Suara-suara tembakan membuatnya gemetar,bibir mungilnya hanya bisa berdoa sambil sesekali menelan ludah.Pegangannya erat memegang mushaf.Jantungnya berdegup cepat,memacu aliran darah mengalir deras ke arteri.Pengeboman dan penembakan massal terjadi di enam tempat sekaligus.Setelah adanya kejadian tersebut Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) mengaku bertanggung jawab.Saat itu juga Azimah tidak dapat bersekolah dengan tenang.Satu persatu teman sekelasnya mulai menjauh, termasuk Gwen.Ia juga mendapat julukan baru di sekolahnya.

 

”AZIMAH TERORIS.JANGAN BERTEMAN DENGANNYA ATAU KAMU AKAN MATI SEPERTI IBU MIKAEL.” ( hlm.289 )

 

             

              Azimah mendapat gangguan berangsur-angsur.Pembaca dibuat kesal dengan sikap Louis dan Mikael.Mereka berdua adalah orang yang paling membenci Azimah.Mereka selalu mengotori tempat sujud Azimah,bahkan kerudung Azimah yang hampir tak bertuan.Azimah tetap sabar dan tidak melawan.Ia hanya membalas Louis dengan kebaikan.Azimah memang suci.

 


              Pada suatu waktu Azimah akhirnya dapat mengikuti lomba hafalan Alquran yang terbesar di Paris.Madame Karine lah orang yang memberitahu tentang lomba tersebut.Padahal ia sendiri nonmuslim.Tetapi keadaan telah berubah saat dirinya bertemu Azimah.Ia menjadi tertarik untuk mengetahui tentang agama islam.Banyak pertanyaan di kepalanya yang belum ditemukan jawabannya dimanapun.Betapa hebatnya tokoh yang dibuat Arum Faiza ini.Azimah seorang anak sekolah dasar mampu membuat pusing gurunya.

 


              Singkat cerita, perlombaan dimulai.Keluarga baru dan orang – orang yang dicintai Azimah datang mendukung.Sorakan penuh semangat seketika terdiam saat Azimah mulai membaca taawudz.Azimah melantunkan ayat-ayat suci tanpa ada kesalahan.Suaranya terlalu merdu,suara itulah yang selalu dirindukan oleh Madame Karine.Semua pertanyaan yang selalu mengganggu pikirannya kini akhirnya terjawab tuntas.Air mata Pak Musa juga ikut tumpah membasahi brewoknya yang putih.Ia menyadari kesalahannya yang terlalu mencintai harta.Ia selalu mengabaikan Azimah bahkan sampai tak mau memberinya waktu sedikitpun untuk menjadi saksi hafalannya yang tinggal satu juz.

 


              Ini kesempatan bagus untuk dirinya membacakan puisi yang telah dipersiapkan dengan dua bahasa itu.Arab dan Perancis.Puisinya menyadarkan orang-orang tentang betapa menderitanya saudara-saudara di Aleppo.Mereka lupa bahwa ada medan perang lain di tanah Aleppo.Lebih banyak nyawa yang direnggut bahkan ada yang sudah menunggu dijemput malaikat maut.Sebagian mata menjadi buram karena berusaha tegar menahan air mata.Sebagian lain tak kuat hingga tak sadar sudah basah di pipi mereka.Semua orang bangga pada Azimah.Ia pun tersenyum sangat lebar.Senyuman Azimah yang menghangatkan yang mungkin tak akan pernah mereka lihat lagi untuk kedua kalinya.

 


              Secara keseluruhan, novel Azimah:Derita Gadis Aleppo bercerita mengenai seorang gadis dengan cintanya kepada Sang Pencipta,keluarga,sahabat,hingga bangsa dan negara.Novel ini telah berhasil membawa pembaca seolah menyaksikan sendiri dari setiap kejadian yang terjadi.Arum Faiza mampu menggambarkan detail-detail peristiwa dengan jelas.Ditambah lagi, bahasanya yang ringan dan tidak bertele-tele menghadirkan cerita yang mudah dimengerti.Alurnya pun tidak membosankan.Pembaca dibawa ke permainan emosi,dari senang ke sedih,sedih ke senang,kadang juga dipermainkan oleh emosi yang tidak terdefinisi.Namun jika kalian sadar, di awal bab, Arum Faiza malah membocorkan cerita yang membuat pembaca dapat menerka-nerka jalan ceritanya sampai ke tengah-tengah bab.Tapi,untungnya Arum Faiza pintar membuat plot yang sangat tidak terduga di akhir cerita.



              Novel ini sangat layak untuk dibaca oleh siapa saja.Banyak pelajaran yang dapat diambil setelah membaca novel ini.Pelajaran agama islam yang kental tentu menambah keimanan kita kepada Sang Kuasa.Novel ini juga hadir sekaligus memberikan tamparan kepada kita untuk selalu menyelesaikan masalah dengan mengibarkan bendera perdamaian.Karena pada dasarnya kita sebagai manusia diciptakan untuk saling mencintai bukan saling memusuhi.